Jumat, 11 Oktober 2013

Isu dan Permasalahan Kecamatan Wonogiri

Isu dan Permasalahan Kecamatan Wonogiri

Kecamatan Wonogiri, sebagai ibukota tentunya memiliki berbagai isu dan permasalahan dari permasalahan kekotaan maupun permasalahan tentang wilayah. Tugas kami, ialah mencari isu dan permasalahan di Kecamatan Wonogiri dengan pengetahuan kami yang begitu minim (karena belum survey) dan data - data yang ada kami akhirnya menemukan isu dan permasalahan di Kecamatan Wonogiri:

1.  Sektor Industri dan Perdagangan Belum Menjadi Sektor Basis 
 Kecamatan Wonogiri belum mampu menjalankan fungsi Pusat Kegiatan Lokal sebagaimana mestinya. Hal ini dikarenakan spesialisasi Kecamatan Wonogiri sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, perdagangan, jasa, transportasi dan industri. Sektor indusri dan perdagangan yang ada di Kecamatan Wonogiri belum mampu menjadi basis ekonomi untuk menunjang fungsi kegiatan yang telah ditetapkan bagi Kecamatan Wonogiri. Kondisi ini disebabkan oleh masih terbatasnya investasi pada sarana perekonomian dan penggunaan teknologi pada industri.
Pada kondisi eksisting, Kecamatan Wonogiri telah memiliki sektor industri-industri seperti industri pengolahan mebel, ataupun industri jamu. Untuk Industri Mebel di Kecamatan Wonogiri dapat dibilang cukup maju, karena telah dijual hingga keluar negeri seperti Spanyol, Eropa, Yunani, Amerika dan lain - lain.  Namun industri mebel yang telah relatif lebih maju ini belum mampu mendorong sektor industri pengolah lain untuk saling terkait dan menciptakan iklim industri di Kecamatan Wonogiri. Untuk industri jamu masih belum mampu menciptakan industri-industri yang saling terkait dan membentuk aglomerasi. Keterbatasan investasi pada teknologi juga menyebabkan pencemaran lingkungan, hal ini karena pengolahan limbah yang belum baik.

2.     Desa/Kelurahan yang Menjadi Pusat Pelayanan Lingkungan Masih Berada pada Orde 4.
Pusat permukiman mempunyai peran penting dalam memberi pelayanan di berbagai bidang kehidupan bagi penduduknya dan daerah sekitarnya. Pusat permukiman juga berfungsi sebagai pusat pelayanan jasa, produksi, distribusi serta menjadi pintu gerbang atau simpul transportasi bagi daerah permukiman dan produksi sekitarnya. Sebagai ibukota Kabupaten Wonogiri, Kecamatan Wonogiri masih mengalami kekurangan penyediaan sarana yang menyebabkan masih banyaknya wilayah desa/kelurahan di Kecamatan Wonogiri yang masih berada pada orde ke 4. Kondisi ini menyebabkan belum optimalnya fungsi Kecamatan Wonogiri sebagai pusat kegiatan lokal dan pusat pelayanan bagi kecamatan-kecamatan di sekitarnya. Berikut dapat dilihat peta orde kota di Kecamatan Wonogiri:
 

 
3.     Terjadinya Leakage Tenaga Kerja
Penduduk yang menetap di Kecamatan Wonogiri terdiri dari penduduk usia muda yang pada umumnya usia sekolah, usia dewasa atau usia produktif dan usia tua. Penduduk kelompok umur ini dapat menunjukkan struktur kependudukan yang terdapat di Kecamatan Wonogiri. Berikut piramida penduduk Kecamatan Wonogiri:


Berdasarkan piramida penduduk, Kecamatan Wonogiri memiliki jumlah penduduk produktif yang cukup banyak sehingga dapat membantu memajukan Kecamatan Wonogiri. Ditambah lagi, apabila penduduk produktif tersebut disertai dengan soft skill sehingga menghasilkan SDM yang berkualitas. Hal ini tentunya merupakan potensi bagi pembangunan Kecamatan Wonogiri. Dengan begitu, Kecamatan Wonogiri mampu menjalankan fungsi nya sebagai pusat kegiatan lokal khususnya dalam hal pemerintahan, perdagangan, pendidikan, jasa, permukiman, transportasi dan industri. Akan tetapi pada kenyataannya, banyak penduduk berdaya saing tinggi di  Kecamatan Wonogiri bermigrasi keluar daerah dan memilih untuk mencari nafkah diluar Kecamatan Wonogiri. Sehingga sebagian besar penduduk Kecamatan Wonogiri ialah penduduk produktif yang berdaya saing rendah, penduduk lanjut usia dan penduduk usia muda.
Hal ini tentunya menjadi permasalahan tersendiri, mengingat peran Kecamatan Wonogiri sebagai ibukota Kabupaten memiliki industri – industri yang membutuhkan tenaga ahli dari penduduk Kecamatan Wonogiri. Akan tetapi, dengan banyaknya penduduk berdaya saing tinggi yang bermigrasi keluar Kecamatan Wonogiri mengakibatkan industri – industri tersebut menyerap tenaga kerja ahli dari luar daerah seperti Kabupaten Sukoharjo. Industri – industri tersebut diantaranya industri jamu dan industri mebel yang telah menembus pasar internasional. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya kebocoran atau leakage tenaga kerja dimana penduduk asli Kecamatan Wonogiri yang seharusnya dapat bekerja dan mengembangkan Kecamatan Wonogiri justru bekerja diluar Kecamatan Wonogiri. Sehingga mengakibatkan Kecamatan Wonogiri menyerap tenaga kerja ahli dari luar daerah akibatnya Kecamatan Wonogiri kurang dapat berkembang. Pada akhirnya, Kecamatan Wonogiri belum mampu menjalankan fungsinya sebagai pusat kegiatan lokal.

4.       Terhambatnya Potensi Wisata Kecamatan Wonogiri
Kecamatan Wonogiri memiliki banyak potensi wisata, diantaranya adalah Gunung Gandul, Plintheng Semar, Kaliwerak, Petilasan Gunung Giri, Alam Asri Cakaran, dan Hutan Penelitian Alas Kethu. Melihat pada banyaknya potensi pariwisata yang dimiliki, seharusnya Kecamatan Wonogiri dapat menjadi Ibukota Kabupaten berbasis pariwisata. Akan tetapi, potensi yang ada masih belum dikelola dengan baik oleh pemerintah setempat sehingga kurang diminati masyarakat baik dalam maupun luar Kabupaten Wonogiri. Hal inilah yang kemudian menjadikan dasar bahwa Kecamatan Wonogiri kurang memliki daya tarik terhadap potensi yang dimilikinya.
            Investasi yang masuk ke dalam Kecamatan Wonogiri masih minim. Para investor enggan menanamkan modal karena kurangnya daya tarik yang dimiliki Kecamatan Wonogiri. Mereka masih memandang Kecamatan Wonogiri sebagai Ibukota Kabupaten kecil yang tidak memiliki potensi apapun. Minimnya investasi berdampak pada keterbatasan sarana yang tersedia. Dana investasi yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk penyediaan sarana jumlahnya masih belum mencukupi kebutuhan.
 


5.       Banjir di Daerah Perkotaan
Wilayah perkotaan Kecamatan Wonogiri yaitu pada Kelurahan Wonokarto, Kelurahan Wonoboyo, Kelurahan Giripurwo dan Kelurahan Giritirto memiliki kerawanan terhadap bahaya banjir. Hal ii dikarenakan karena pada kawasan perkotaan ini memiliki kepadatan bangunan yang cukup padat namun tidak diimbangin dengan infrastruktur drainase yang memadai. Buruknya kondisi drainase ini juga terkait belum adanya teknologi yang mampu mengolah air hujan dan limbah rumah tangga seperti air cucian dan sebagainya. Permasalahan lain terkait diperlukannya teknologi dalam jaringan drainase perkotaan di Kecamatan Wonogiri adalah karena wilayah perkotaan dialiri oleh banyak sungai sehingga pada musim-musim penghujan akan sangat beresiko terjadinya luapan air. Masalah banjir di perkotaan ini tentu saja akan mempengaruhi fungsi Kecamatan Wonogiri sebagai pusat kegiatan dan pada akhirnya perkembangan kota di Kecamatan Wonogiri akan terhambat. Hal ini dikarenakan kawasan yang rawan banjir merupakan kawasan pusat pemerintahan dan perekonomian kecamatan. Tingginya kepadatan penduduk pada daerah yang rawan bahaya banjir juga mengindikasikan bahwa tingginya pertumbuhan penduduk Kecamatan Wonogiri telah mengurangi kapasitas pengaliran air akibat bertambahnya luasan daerah terbangun. 



Berdasarkan kesimpulan diatas, Kecamatan Wonogiri memiliki 5 permasalahan utama. untuk lebih jelasnya, bisa dilihat di pohon masalah dibawah ini:

Untuk lebih jelasnya mengenai isu dan permasalahan, dapat didownload di laporan proptek Kelompok Wonogiri 2a yang oke kece yang insyaAllah akan di post saat udah fix nanti. hehehe Semoga lancar amiiin.




0 komentar:

Posting Komentar