Isu
dan Permasalahan Kecamatan Wonogiri
Kecamatan Wonogiri, sebagai
ibukota tentunya memiliki berbagai isu dan permasalahan dari permasalahan
kekotaan maupun permasalahan tentang wilayah. Tugas kami, ialah mencari isu dan
permasalahan di Kecamatan Wonogiri dengan pengetahuan kami yang begitu minim
(karena belum survey) dan data - data yang ada kami akhirnya menemukan isu dan
permasalahan di Kecamatan Wonogiri:
1.
Sektor Industri dan Perdagangan
Belum Menjadi Sektor Basis
Kecamatan Wonogiri belum
mampu menjalankan fungsi Pusat Kegiatan Lokal sebagaimana mestinya. Hal ini
dikarenakan spesialisasi Kecamatan Wonogiri sebagai pusat pemerintahan,
pendidikan, perdagangan, jasa, transportasi dan industri. Sektor indusri dan
perdagangan yang ada di Kecamatan Wonogiri belum mampu menjadi basis ekonomi
untuk menunjang fungsi kegiatan yang telah ditetapkan bagi Kecamatan Wonogiri. Kondisi
ini disebabkan oleh masih terbatasnya investasi pada sarana perekonomian dan
penggunaan teknologi pada industri.
Pada kondisi eksisting, Kecamatan Wonogiri telah
memiliki sektor industri-industri seperti industri pengolahan mebel, ataupun industri jamu. Untuk Industri Mebel di Kecamatan Wonogiri dapat dibilang cukup maju, karena telah dijual hingga keluar negeri seperti Spanyol, Eropa, Yunani, Amerika dan lain - lain. Namun industri mebel yang telah relatif lebih maju ini
belum mampu mendorong sektor industri pengolah lain untuk saling terkait dan
menciptakan iklim industri di Kecamatan Wonogiri. Untuk
industri jamu masih belum mampu menciptakan industri-industri yang saling
terkait dan membentuk aglomerasi. Keterbatasan investasi pada teknologi juga
menyebabkan pencemaran lingkungan, hal ini karena pengolahan limbah yang belum
baik.
2.
Desa/Kelurahan yang Menjadi
Pusat Pelayanan Lingkungan Masih Berada pada Orde 4.
Pusat permukiman mempunyai peran penting dalam
memberi pelayanan di berbagai bidang kehidupan bagi penduduknya dan daerah
sekitarnya. Pusat permukiman juga berfungsi sebagai pusat pelayanan
jasa, produksi, distribusi serta menjadi pintu gerbang atau simpul transportasi
bagi daerah permukiman dan produksi sekitarnya. Sebagai ibukota Kabupaten
Wonogiri, Kecamatan Wonogiri masih mengalami kekurangan penyediaan sarana yang
menyebabkan masih banyaknya wilayah desa/kelurahan di Kecamatan Wonogiri yang
masih berada pada orde ke 4. Kondisi ini menyebabkan belum optimalnya fungsi
Kecamatan Wonogiri sebagai pusat kegiatan lokal dan pusat pelayanan bagi
kecamatan-kecamatan di sekitarnya. Berikut dapat dilihat peta orde kota di Kecamatan Wonogiri:
3.
Terjadinya Leakage Tenaga Kerja
Penduduk yang menetap di
Kecamatan Wonogiri terdiri dari penduduk usia muda yang pada umumnya usia
sekolah, usia dewasa atau usia produktif dan usia tua. Penduduk kelompok umur
ini dapat menunjukkan struktur kependudukan yang terdapat di Kecamatan Wonogiri. Berikut piramida penduduk Kecamatan Wonogiri:
Berdasarkan piramida penduduk,
Kecamatan Wonogiri memiliki jumlah penduduk produktif yang cukup banyak
sehingga dapat membantu memajukan Kecamatan Wonogiri. Ditambah lagi, apabila
penduduk produktif tersebut disertai dengan soft
skill sehingga menghasilkan SDM yang berkualitas. Hal ini tentunya
merupakan potensi bagi pembangunan Kecamatan Wonogiri. Dengan begitu, Kecamatan
Wonogiri mampu menjalankan fungsi nya sebagai pusat kegiatan lokal khususnya
dalam hal pemerintahan, perdagangan, pendidikan, jasa, permukiman, transportasi
dan industri. Akan tetapi pada kenyataannya, banyak penduduk berdaya saing
tinggi di Kecamatan Wonogiri bermigrasi
keluar daerah dan memilih untuk mencari nafkah diluar Kecamatan Wonogiri.
Sehingga sebagian besar penduduk Kecamatan Wonogiri ialah penduduk produktif
yang berdaya saing rendah, penduduk lanjut usia dan penduduk usia muda.
Hal ini tentunya menjadi
permasalahan tersendiri, mengingat peran Kecamatan Wonogiri sebagai ibukota
Kabupaten memiliki industri – industri yang membutuhkan tenaga ahli dari
penduduk Kecamatan Wonogiri. Akan tetapi, dengan banyaknya penduduk berdaya
saing tinggi yang bermigrasi keluar Kecamatan Wonogiri mengakibatkan industri –
industri tersebut menyerap tenaga kerja ahli dari luar daerah seperti Kabupaten
Sukoharjo. Industri – industri tersebut diantaranya industri jamu dan industri
mebel yang telah menembus pasar internasional. Hal tersebut mengakibatkan
terjadinya kebocoran atau leakage tenaga
kerja dimana penduduk asli Kecamatan Wonogiri yang seharusnya dapat bekerja dan
mengembangkan Kecamatan Wonogiri justru bekerja diluar Kecamatan Wonogiri.
Sehingga mengakibatkan Kecamatan Wonogiri menyerap tenaga kerja ahli dari luar
daerah akibatnya Kecamatan Wonogiri kurang dapat berkembang. Pada akhirnya,
Kecamatan Wonogiri belum mampu menjalankan fungsinya sebagai pusat kegiatan
lokal.
4.
Terhambatnya Potensi Wisata
Kecamatan Wonogiri
Kecamatan
Wonogiri memiliki banyak potensi wisata, diantaranya adalah Gunung Gandul,
Plintheng Semar, Kaliwerak, Petilasan Gunung Giri, Alam Asri Cakaran, dan Hutan
Penelitian Alas Kethu. Melihat pada banyaknya potensi pariwisata yang dimiliki,
seharusnya Kecamatan Wonogiri dapat menjadi Ibukota Kabupaten berbasis
pariwisata. Akan tetapi, potensi yang ada masih belum dikelola dengan baik oleh
pemerintah setempat sehingga kurang diminati masyarakat baik dalam maupun luar
Kabupaten Wonogiri. Hal inilah yang kemudian menjadikan dasar bahwa Kecamatan
Wonogiri kurang memliki daya tarik terhadap potensi yang dimilikinya.
Investasi yang masuk ke dalam Kecamatan
Wonogiri masih minim. Para investor enggan menanamkan modal karena kurangnya
daya tarik yang dimiliki Kecamatan Wonogiri. Mereka masih memandang Kecamatan
Wonogiri sebagai Ibukota Kabupaten kecil yang tidak memiliki potensi apapun.
Minimnya investasi berdampak pada keterbatasan sarana yang tersedia. Dana
investasi yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk penyediaan sarana jumlahnya
masih belum mencukupi kebutuhan.
5. Banjir di Daerah Perkotaan
Wilayah perkotaan Kecamatan
Wonogiri yaitu pada Kelurahan Wonokarto, Kelurahan Wonoboyo, Kelurahan
Giripurwo dan Kelurahan Giritirto memiliki kerawanan terhadap bahaya banjir.
Hal ii dikarenakan karena pada kawasan perkotaan ini memiliki kepadatan
bangunan yang cukup padat namun tidak diimbangin dengan infrastruktur drainase
yang memadai. Buruknya kondisi drainase ini juga terkait belum adanya teknologi
yang mampu mengolah air hujan dan limbah rumah tangga seperti air cucian dan
sebagainya. Permasalahan lain terkait diperlukannya teknologi dalam jaringan
drainase perkotaan di Kecamatan Wonogiri adalah karena wilayah perkotaan
dialiri oleh banyak sungai sehingga pada musim-musim penghujan akan sangat
beresiko terjadinya luapan air. Masalah banjir di perkotaan ini tentu saja akan
mempengaruhi fungsi Kecamatan Wonogiri sebagai pusat kegiatan dan pada akhirnya
perkembangan kota di Kecamatan Wonogiri akan terhambat. Hal ini dikarenakan
kawasan yang rawan banjir merupakan kawasan pusat pemerintahan dan perekonomian
kecamatan. Tingginya kepadatan penduduk pada daerah yang rawan bahaya banjir
juga mengindikasikan bahwa tingginya pertumbuhan penduduk Kecamatan Wonogiri
telah mengurangi kapasitas pengaliran air akibat bertambahnya luasan daerah
terbangun.
Berdasarkan kesimpulan diatas,
Kecamatan Wonogiri memiliki 5 permasalahan utama. untuk lebih jelasnya, bisa
dilihat di pohon masalah dibawah ini:
Untuk lebih jelasnya mengenai isu dan permasalahan,
dapat didownload di laporan proptek Kelompok Wonogiri 2a yang oke kece yang insyaAllah
akan di post saat udah fix nanti. hehehe Semoga lancar amiiin.